as a human in this world, try to save the world

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar. terimalah, dan hadapilah. Soe Hok Gie

Jumat, 28 Februari 2014

10 larangan saat mendaki gunung


Namun sebelum berangkat, harleybayu sastha, penulis buku mountain climbing for everybody, mengingatkan sejumlah larangan yang sebaiknya dihindari selama perjalanan.
1. Jangan menyelonong ke kawasan pendakian tanpa melapor ke petugas setempat. Hal ini berguna jika cuaca buruk mendera dan anda terjebak di jalur pendakian sehingga mereka dapat melakukan pencarian.
2. Jangan merusak rambu-rambu atau tempat perlindungan di jalur pendakian. Hindari pula konflik dengan penduduk. Ikutilah aturan serta budaya setempat.
3. Jangan mendaki dengan langkah terlalu besar. Selain menguras tenaga, hal ini bias mengurangi keseimbangan tubuh. Berjalanlah dengan langkah kecil.
4. Jangan memotong lintasan yang telah tersedia di jalur pendakian. Selain medannya lebih terjal, menerobos lintasan dapat merusak rute pendakian, sebaiknya ikuti jalan setaapak yang telah tersedia karena konturnya berbelok dan tak terlalu terjal.
5. Jangan merusak atau mencoret-coret bebatuan serta pohon.
6. Jangan buang sapah sembarangan, sebaiknya sampah dikemas kedalam tas atau kantung plastik dan kembali dibawa ke pintu masuk pendakian, tentunya setelah menemukan tempat pembuangan sampah.
7. Jangan mendirikan tenda  di dekat aliran sungai, danau, air terjun. Selain terhindar ddari kemungkinan banjir, anda pun memberikan kesempatan hewan liar untuk meminum air sungai itu.
8. Jangan beristirahat atau tidur sambil mengenakan pakaian basah. Gantilah baju, celana, serta kaus kaki dengan yang bersih serta kering, agar terhindar dari serangan penyakit.
9. Janganlah menyalakan api unggun bila tidak memerlukannya. Kalaupun harus membuat api unggun gunakanlah batang atau ranting pohon yang telah rubuh dan mati. Kemudian pastikanlah api benar-benar mati kala meninggalkan lokasi itu,

10. Jangan meninggalkan benda apapun , terutama sampah di area perkemahan . selain mencemari lingkungan, benda asing itu dapat melukai hewn liar yang ada disana. 

Sabtu, 22 Februari 2014

DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA (DDPP)

Dasar-Dasar Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapat perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan yang sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan Dasar-dasar Pertolongan Pertama (DDPP) terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, maka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a)          Prinsip Dasar Pertolongan Pertama
adapun prinsip-prinsip dasar dalam mengenai suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
·        Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum, kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
·        Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efisien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Biala Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang da dipahami oleh seluruh anggota.
·        Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendappat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b)          Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah:
·        Jangan panik, berlakulah cekatan tapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
·        Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaan adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat Lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang di tolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisis korban.
·        Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban. Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
·        Penderita pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, bju, ikat pinggang, atau apapun juga agar sapu tangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
·        Perhatikan tanda-tanda shock. Korrban-lorban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keaadan setengah sadar, baringkan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang di khawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
·        Jangan memindahkan korban secara terburu-buru. Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang di alaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan di tempat tersebut. Apabila korban hendak di usung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah harus dibidai. Dalam mengusung korban usahakan supaya kepala tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan
Segera tranportasikan korban ke                     sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi  korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai live saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

Jumat, 14 Februari 2014

CARA PRAKTIS BERPETUALANG DI ALAM BEBAS

Perjalanan di alam bebas merupakan suatu kegiatan yang sudah umum dilakukan. Latar Belakang seseorang melakukan aktivitas di alam bebas banyak ragamnya, antara lain olahraga, hobi, penelitian,  pendidikan, pelatihan, atau pun sekedar bersantai menikmati keindahan alam.
Bnayak manfaat yang dapat diambil dari suatu perjalanan yang dilakukan. Oleh karena itu, pengenalan dan pemahaman tehnik dalam melakukan perjalanan di alam bebas sangat penting diketahui.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah kesiapan untuk melakukan perjalanan, jaminan keamanan perjalanan, dan kenyamanan melakukannya. Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, atau seberapa buruknya cuaca yang dihadapi, bukan merupakan halangan yang berarti untuk melakukan suatu perjalanan jika dibekali dengan persiapan yang matang.
A. PERSIAPAN PERJALANAN
    Perjalanan yang akan dilakukan harus dipersiapkan secara matang. Persiapan ini sangat beresiko yang mungkin timbul dalam perjalanan. Seringkali muncul berita diberbagai media tentang sekelompok orang tersesat dihutan. Bahkan seringkali diketemukan meninggal dunia. Salah satu sebabnya adalah persiapan yang kurang. Maka untuk itu perlu kalian pahami beberapa hal berikut ini yang perlu dipersiapkan untuk mengurangi resiko berpetualang.
1.         Memahami Aktivitas Yang Akan Dilakukan.
Sangatlah penting untuk mengetahui aktiovitas yang akan dilakukan selama berpetualang di alam bebas. Hindari perjalanan yang dilakukan atas dasar “ikut-ikutan” atau rasa solidaritas terhadap teman tanpa mengetahui apa yang akan dilakukan setelah sampai ditempat tujuan. Penentuan aktivitas yang akan dilakukan dapat mempermudah aktivitas tersebut dan mengurangi risiko.
Bentuk resiko dapat timbul banyak ragambya, seperti cuaca ekstrim, medan yang sulit dilewati, sumber air yang kurang, bahkan kurangnya informasi tentang daerah yang dituju sehingga menyulitkan perjalanan yang akan dilakukan. Kondisi-kondisi tersebut harus diantisipasi sedini mungkin. Bentuk antisipasinya meliputi persiapan fisik, mental. Skill (keterampilan), dan informasi dari orang yang telah melakukan perjalanan didaerah yang sama.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, salah satunya mengetahui kemampuan diri sendiri. Keberadaan diri dalam suatu kelompok petualang harus diketahui, apakah termasuk amatir, intermediate, atau mahir.  Pengelompokan tersebut harus diketahui yang tujuan untuk menempatkan posisi diri pada kelompok. Faktor mental dan kepercayaan diri juga sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan kejernian dalam berfikir.
2.         Titik Acuan Merencanakan Aktrivitas
Tujuan perencanaan aktivitas, yaitu mempermudah dan mengorganisir aktivitas yang akan dilakukan dengan mengorganisir aktivitas yang akan dilakukan dengan meminimalisir kemungkinan buruk yang kan terjadi. Titik acuan dalam perencanaan awal harus mencakup unsur 5W1H
(who, what, why, when, where, serta how).
Who, dengan siapa kita pergi, siapa yang menjadi pemimpin (leader), dan siapa yang berpengalaman dalam aktivitas yang akan dilakukan.
What, apa tujuan aktivitas yang akan dilakukan, apa hambatan yang mungkin dihadapi selama ikut dalam aktivitas itu, apa yang akan dilakukan selama di alam bebas, dan perlengkapan apa yang akan dibawa.

Why, mengapa kita harus ikut dan mengapa kita memilih aktivitas tersebut , Ingatlah tujuan dan kegunaan dari aktivitas tersbut,  apakah lebih banyak manfaatnya atau hanya sekedar buang energi saja.
When, kapan perjalanan akan dilakukan, berapa lama, dilakukan siang apa malam hari, pada musim apa perjalanan akan dilakukan (kemarau/penghujan).
Where, tempat mana yang akan dituju untuk melakukan aktivitas di alam bebas. cari selengkapnya informasi mengenai daerah yang dituju baik dari buku, pengalaman orang lain, penduduk lokal, media elektronik.
How, bagaimana mencapai daerah tujuan itu, bagaimana peralatan yang digunakkan (khususnya peralatan tehnis), bagainama jika bahaya yang tidak terduga muncul, dan sebagainya. Pada umumnya How merupakan tindakan preventiv yang harus dilakukan agar aktivitas di alam bebas tetap berjalan sesuai dg harapa.
3.         Perlengkapan
Perlengkapan merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari suatu perjalanan. Banyak sedikitnya barang yang akan dibawa tergantung kebutuhan dan tujuannya. Data perlengkapan yang akan dibawa dapat dipermudah dengan membuat daftar (list). Pengelompokan barang menurut fungsi dan beratnya diperlukan untuk menentukan posisinya didalam ransel dan pengaturan beban agar nyaman dibawa. Perlengkapan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, antara lain :
a.     Perlengkapan Pribadi
-        Pendataan perlengkapan pribadi yang akan dibawa dapat dipermudah dengan mengelompokkan menurut
Sepatu yang akan dipakai harus melindungi kaki dan nyaman untuk dipakai selama perjalanan di alam bebas. badan sepatu agak tinggi dapat berfungsi sebai pelindung pergelangan dan mata kaki dari duri semak, gigitan hewan tanah (lipan, pacet, ular,kalajengking). Badan sepatu terbuat dari bahan yang kuat, baik dari bahan kulit/sintetis yang dapat menjaga pernapasan kulit kaki. Sepatu juga dapat menghindari kaki dari kondisi tanah yang basah sehingga kaki tetap kering.
Kaos kaki sangat penting digunakan untuk menghindari gesekan antara kulit kaki dengan permukaan dalam sepatu. Kaos kaki sebaiknya terbuat dari bahan wol/sintetis dengan ketebalan yang cukup. Hindari penggunaan bahan katun karena kurang baik sebagai penghantar panas tubuh. Kaos kaki yang dibawa harus cukup sebagai cadangan dan digunakan untuk tidur.
-        Pakaian
Pakaian yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan, antaralain sesuai dengan keadaan cuaca. Tahan lama, nyaman, cepat kering, serta melindungi tubuh dari berbagai kondisi lingkungan. Pakaian lapangan harus memenuhi 3W (wicking-warmth-water/wind proofing) atau kuat, hangat, dan tahan air/angin, biasanya bahan terbuat dari poliester dan polipropolena bukan katun.
Celana yang dipakai harus kuat dan lentur agar nyaman jika berjalan. Beberapa hal yang harus diperhatikan pilihlah celana ukuran yang sesuai, bahan yang cepat kering, dan tahan lama. Celana jeans sangat tidak dianjurkan karena sifatnya yang susah kering, berat, dan bukan penghantar panas yang baik.
Saku yang banyak dapat mempermudah membawa barang-barang kecil, asalkan tidak terlalu banyak dan terlelu berat serta pastikan saku terkancing dengan rapat. Ikat pinggang yang kuat juga berfungsi untuk mengencangkan celana dan untuk keperlian lainnya, seperti survival.
-        Ransel / Carier
Besar kecilnya ransel yang digunakan tergantung dari banyak sedikitnya barang-barang yang akan dibawa. Biasanya ransel banyak dijual berukuran 60 L, 80 L, dan 100 L dengan bentuk yang berfariasi. Akan tetapi jika kegiatan dialam bebas cukup singkat, bisa digunakan day pack rucsack (ransel kecil). Ransel yang baik mempunyai beberapa kriteria antara lain, kokoh, bahan kuat, tahan air, dan mempunyai sabuk pinggang untuk mengurangi goyang.  Ransel biasanya  banyak yang menggunakan rangka, baik di bagian dalam maupun luar yang fungsinya untuk menyokong ransel saat membawa beban yang berat. Rangka juga memberikan bentuk ransel yang kokoh dan enak dilihat. Rangka biasanya terbuat dari aluminium atau bahan lain yang kuat serta dibeli bantalan sehingga tidak menyebabkan rasa sakit pada punggung.
  Air Minum dan Makanan
Air minum ditempatkan pada wadah yang tahan pecah, tidak bocor, dan mudah dibawa. Tempat air minum harus disimpan pada tempat yang mudah dijangkau pada rangsel atau ikat pinggang. Peranan air minum sangat vital pada perjalanan. Kekunranga air minum dapat menyebabkan dehidrasi, sebaliknya jika minum berlebihan dapat menyebabkan sakit perut dan sukar berjalan. Oleh karena itu minumlah pada saat haus saja dan minum sedikit-sedikit, tidak sekaligus.
Makanan yang cocok adalah makanan yang berkalori tinggi sehingga dapat menam,bah energi dalam perjalanan. Cokelat dan permen adalah contoh makanan kecil yang sangat berguna dalam perjalanan.
-        Ponco atau Rain coat
Lindungi pakaian dan alat yang dibawa dari hujan. Ponco atau jas hujan lebar berbentuk persegi sangat efektif melindungi pakaian dan barang-barang yang dibawa. Jas hujan yang berbentuk pakaian juga dapat digunakan. Jas hujan ini mudahkan tubuh bergerak, aslkan ransel dan alat lain yang dibawa mempunyai pelindung yang tahan air.
-        Alat Navigasi
Kompas, Peta, Altimeter, Global positionong system (GPS), serta alat-alat navigasi lain sangat dibutuhkan dalam perjalanan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tiap orang memiliki alat navigasi, minimal kompas dan peta.
-        Sun Screen
Sun screen atau krim pelindung sinar matahari sangat dibutuhkan, terutama untuk perjalanan di dataran rendah. Fungsi utamanya adalah melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
-        Perlengkapan Tidur
Perlengkapan tidur harus bersih, kering, hangat dan nyaman. Manfaat tidur selama di lapangan sangat vital, selain untuk beristirahat juga sebagai pemulih energi. Beberapa perlengkapan tidur yang digunakan, yaitu pakaian tidur, matras, sleeping bag, jaket/sweter.
-        Perlengkapan Penunjang
Perlengkapan penunjang antara lain makanan pokok yang mengandung cukup nutrisi, pisau (pisau tebas, pisau komando, dan pisau lipat), korek api atau pemantik, senter dengan baterai dan bola lampu cadangan, buku catatan dan pensil yang dilindungi dalam plastik untuk mencatat kejadian-kejadian khusus, obat-obatan pribadi, peluit untuk keadaan darurat, jam tangan, obat antinyamuk, alat komunikasi (handy talkie dan telepon seluler), serta barang tambahan lain (seperti kelambu, Gaitersl pelindung pacet, kamera, alat mandi, jarum, benag, serta semir sepatu).
b.     Perlengkapan Kelompok
Perlengkapan kelompok yaitu perlengkapan yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan semua anggota kelompok. Perlengkapan ini dapat dibawa oleh satu orang khusus atau dibagi-bagi pada setiap anggota kelompok. Barang tersebut meliputi tenda (doom/plasik biasa/pleton) tergantung banyaknya anggota kelompok, perlengkapan P3K, peralatan masak dan makan (misal : nesting, sendok, kompor gas/ trangia), dan bahan bakar (spiritus, parafin, dan minyak tanah).
c.     Perlengkapan Tehinis.
Perlengkapan tehnis, yaitu perlengkapan yang digunakan untuk beraktivitas dialam bebas.  perlengkapan aktivitas berbeda satu dengan lainnya. Berikut ini perbedaan perlengkapan yang harus dibawa menurut aktivitas.
-        Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan dapat bermacam-macam, diantaranya  penelitian satwa liar (teropong, counter, mini tape recorder, handycam), vegetasi hutan (blume-leiss/clinometer,meteran, tali plastik, kalkulator, gunting stem, sasak, buku catatan),, penelitian perairan dan udara, serta pemetaan hutan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian yaitu mengetahui secara pasti metode yang akan digunakan sehingga dapat menentukan perlengkapan yang akan dibawa secara tepat.
-        Pendakian Gunung
Pendakian gunung atau hiking merupakan aktivitas yang paling digemari, karena tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal. Perlengkapan yang dibawa hanya berupa perlengkapan perjalanan dan ditamhah dengan perhitungan waktu perjalanan.
-        Arung Jeram
Peralatan yang dibutuhkan adalah perahu karet (kano/kayak), dayung, pelampung, pompa, helm pelindung, tali pengaman, serta peralatan lain yang menunjang penyusuran sungai.

-   Panjat Tebing
Panjat tebing memerlukan peralatan yang cukup banyak, seperti tali carmantel, descender, ascender, chock frend, piton,sling, sarung tangan kulit, serta sepatu panjat.
-        Caving
Caving atau penelusuran gua merupakan aktivitas menarik yang dilakukan dibawah permukaan bumi. Gua yang menarik biasanya berupa gua kapur (karst) karena terdapat stalagmit, peralatan standart yang digunakan, yaitu senter/headlamp beserta baterai cadangan, helm, sepatu karet, alat komunikasi, dan kadang memerlukan peralatan panjat tebing jika penelusuran gua bersifat vertikal.
-        Ekspedisi / Penjelajahan
Kegiatan ekspedisi merupakan aktivitas (diatas) sehingga perlengkapan yang dibutuihkan pun sangat tergantung pada medan yang dilalui.
4.         Packing
Packing, adalah pengepakan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan ke dalam ransel. Pengepakan akan memudahkan pengambilan barang saat diperlukan, membagi titik berat pada ransel, dan menjaga keseimbangan ransel sehingga tidak terlalu berat jika dibara.
Prinsip dari packing ini adalah barang berat diletakkan dibagian atas ransel dan sedekat mungkin ke bagian tubuh, menempatkan barang-barang yang penting dan sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau, serta melindungi barang-barang didalam ransel dengan membungkusnya dalam plastik (tras bag). Periksa kembali daftar yang sudah dibuat pada saat barang-barang dimasukkan untuk menghindari adanya barang yang tertinggal.
A.         MENYUSUN PERLENGKAPAN KEDALAM CARRIER (PACKING)
Penyusunan barang yang baik akan menjadikan carrier akan lebih ringkas, ringan dan nyaman di pandang. Dalam penyusunan perlengkapan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a.           Barang yang akan dibawa dikumpulkan dan dicheck jumlah dan kelayakan pakainya.
b.           Barang-barang dikelompokkan, dibungkus dengan bahan waterproff (tas Plastik) menurut jenisnya agar mudah untuk diambil dan tidak terkontaminasi. Untuk memudahkan pencarian bedakan warna pembungkus masing-masing.
c.           Peletakan barang didalam carier harus memperhatikan prinsip :
1.           Berat beban seimbang antara kiri dan kanan.
2.           Barang yang berat diletakkan sedekat mungkin dengan punggung.
3.           Barang yang tajam dan mudah pecah dibungkus agar tidak merusak karier dan barang lainnya.
4.           Bahan bakar diletakkan seaman mungkin, terutama dijauhkan dari bahan makanan agar tidak terkontaminasi.
5.           Ruang dan tempat kosong yang ditimbulkan perlengkapan seperti nesting dan helm dimanfaatkan seefisien mungkin dengan saling mengisi.
6.           Hindarkan menggantunggkan macam-macam barang diluar carier karena akan menghambat perjalanan, mengganggu

            keseimbangan tubuh dan rawan jatuh karena tersangkut.
B.         CHECK LIST PERALATAN DAN BIODATA.
Dalam setiap perjalanan atau pendakian bagaimanapun sempurnanya perencanaan kondisi cuaca dan alam serta takdir Tuhan. Untuk itu setiap pendaki yang akan memulai perjalanan harus meninggalkan check lis peralatan serta logistik yang dibawa masing-masing, atau team, hal ini untuk memudahkan pencarian bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Check List dan Biodata ini akan berisi :
1.           Identitas lengkap setiap personil.
2.           Data semua perlengkapan dan logistik yang dibawa dengan menyantumkan merek, jumlah, warna, dan ukuran masing-masing.
3.           Lama perjalanan yang direncanakan.
Check List ini ditinggal disekretariat organisasi mesing-masing sehingga apabila terjadi sesuatu dluar rencana tean SAR bisa memakainya sebagai pedoman dasar pencarian.

 
 By : W. 99234 PALMAPALA

Selasa, 11 Februari 2014

SURVIVAL ( TEHNIK BERTAHAN HIDUP DI ALAM BEBAS)

Definisi Survival
Survival berasal dari kata “ Survive ” yang artinya mampu mempertahankan diri dari suatu keadaan / kondisi tertentu.
Arti dari survival sendiri ialah suatu usaha dari seseorang untuk mampu bertahan hidup / mempertahankan diri dalam suatu keadaan tertentu ( darurat ) denagn memanfaatkan potensi yang ada disekelilingnya.
Jenis-Jenis Survival dapat diklasifikasikan / dibedakan menjadi  4 :
Ø  Jungle Survival        ( Hutan )
Ø  Desert Survival       ( padang pasir )
Ø  Sea Survival          ( Laut )
Ø  Artic Survival         ( kutub / es )

Ada 8 pokok yang harus diperhatikan dalam melaksanakan survival adalah sebagai berikut :
S         : Sadari sungguh-sungguh situasimu.
U         : Untung malang tergantung ketenangan
R         : Rasa takut dan panik harus dikuasai ( dihadapi )
V         : Vakum ( Kekosongan ) isilah dengan segera
I         : Ingatlah dimana kamu berada
V         : Vivo berarti hidup hargailah hidup
A         : Adat istiadat setempat harus dipatuhi
L         : Latihlah dirimu dan belajarlah selalu
Faktor-Faktor yang menunjang dalam melakukan survival :
1.     Kehabisan pembekalan dari suatu pembekalan / ekspedisi dapat menggunakan tumbuhan / buah-buahan / berburu disekitar
2.     Kecelakaan dalam suatu ekspedisi
3.     Tersesat dalam suatu daerah asing atau rawan
4.     Berada dalam suatu daerah yang tidak kenal
Motivasi Survival :
          Situasi / tantangan yang harus dihadapi dalam survival
1.     Faktor Psikologis     :
·        Rasa Takut
·        Rasa Kebersamaan
·        Rasa Panik
·        Rasa Kesunyian

2.     Faktor Fisiologi      
·        Rasa Kelaparan
·           Rasa Kelelahan
·        Rasa Kehausan
·        Rasa Kesunyian

3.     Faktor Lingkungan    :
·   Rasa Kepanasan
·        Basah
·        Rasa Kedinginan
·        Angin
·        Kering
·        Fauna

THE IMPORTANT THINES FOR SURVIVAL (FAKTOR - FAKTOR PENTING UNTUK TETAP HIDUP)
  1. Adanya kemauan Besar untuk tetap hidup
  1. Kondisi Fisik dan alat-alat yang dapat membantu
  1. Pengetahuan dan pengalaman – pengalaman
  1. Pengetahuan dan tumbuhan – tumbuhan apa saja yang bias kita makan dan hewan yang bagaimana yang layak untuk dimakan ditambah lagi pengalaman kita dalam survival.

Permasalahan / Bahaya yang diahadapi di kategorikan menjadi 2 :
1.     Subjective Danger     : Bahaya yang berasal dari diri kita sendiri ( mental dan fisik )
Misal                : Keteledoran, kurangnya pengetahuan pendidikan PA, kurangnya Persiapan, tidak sabar ( tidak dapat mengontrol emosi ).   
2.     Objective Danger     : Bahaya yang berasal dari lingkungan sekitar kita ( keadaan / Alam, Makhluk Lainnya ).
 Misal  : Cuaca, Kondisi medan, Binatang buas, tumbuhan, manusia /penduduk Asli.
Tindakan – Tindakan dalam Survival yang harus dilakukan :
1.           Menguasai dan mengontrol diri sendiri
2.            Mengkoordinasi anggota ( Team )
3.            Melakuakn pertolongan pertama
4.            Melihat kemampuan dan keadaan anggot
5.            Melakukan orientasi medan
6.            Pengurangan jatah makanan
7.            Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas
8.            Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
9.            Membuat jejak dan mencari perhatian
Sumber – sumber makanan, Cara – cara mengolah sesuatu dan fungsinya  :
1.     Tumbuhan yang dapat dimakan :
·        Semua buah dihutan dapat dimakan oleh kera / kalong / musang / ( mamalia )
·        Tumbuhan yang tidak bergetah susu
·        Tumbuhan yang tidak berbulu
·        Tumbuhan yang tidak berduri
·        Buah yang terasa manis dan agak asam
·        Warna tidak mencolok yang berlebihan
2.      Langkah – Langkah yang perlu dilakukan apabila akan memakan tumbuhan :
·        Dimasak
·        DIjilati / Dioleskan sedikit kebibir dan tunggu reaksinya, bila tidak bereaksi berarti aman.
·        Makan tumbuh – tumbuhan yang sudah dikenal saja
·        Jangan makan hanya satu tumbuhan saja
·        Jangan makan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu
·        Dalam memakan tumbuhan yang belum biasa / kita kenal sebaiknya jangan terlalu kenyang
3.     Hewan –hewan yang dapat dimakan :
·        Burung dan telurnya
·        Kera, babi, dan kijang
·        Binatang air dan amphibi
·        Semua jenis serangga
·        Penyu dan telurnya
·        Binatang melata
·        Semua jenis ular kecuali ular cabe dan ular tanah, karena mengandung racun
TEMPAT PERLINDUNGAN (SHELTER/BIVAK)
        Untuk melindungi diri dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin dan dingin. Perlindungan bisa dibuat dari bangsa yang sengaja dibawa, ataupun bahan-bahan yang tersedia dari alam.
a. Beberapa Syarat – Syarat yang perlu diperhatikan dalam Mendirikan Bivak :
·        Bangunlah pada tempat yang datar
·        Jangan mendirikan bivak di pucuk gunung / daerah tertinggi dan tidak terlindungi, dipinggir sungai atau bekas aliran sungai.             
·        Tidak membuat shelter berada di bawah pohon lapuk / mati, atau dibawa pohon yang berbuah keras.
·        Usahakan daerah yang terbuka tidak menghadap mata angin
·        Cukup dekat dengan sumber air.
·        Tidak ditempati oleh serangga dan nyamuk, juga tanaman busuk karena kurang sehat.
·        Bukan jalur binatang buas.
·        Bila medan berupa pantai dirikan bivak cukup jauh dari garis pantai tertinggi.
·        Usahakan membuat shelter sebaik mungkin demi kenyamanan.
·        Bivak jangan sampai bocor.
·        Jangan terlalu merusak alam sekitar.
b. Bahan –Bahan membuat bivak :
·        Dari bahan alam               : pohon yang utuh / tumbang, gua, dedaunan, ranting, ijuk, gua,   Lubang dalam tanah, lekukan tebing/batu, dan lain – lain 
·        Dari bahan yang kita bawa      : Ponco, jas hujan, parasut, ransel.
c. Beberapa Jenis Shelter / Bivak yang dapat kita buat.
       1.   Tenda Standar :
Tali direntangkan dan diikat antara dua pohon kemudian diatasnya ditaruh ponco atau parasut.
2.      Bivak sisi terbuka :
Bivak bisa dibuat dengan cara menopangkan batang-batang kayu dan daun-daunan pada sebatang pohon roboh untuk sisinya yang masih terbuka, untuk alas sebarkan daun-daun dan ranting-ranting yang kecil. Bivak akan terasa hangat.
Air
Air adalah faktir yang sangat penting dan lebih penting dari faktor yang lainnya. Ingat dengan air saja seseorang dapat bertahan hidup sampai kurang lebih 3 minggu, tetapi tanpa air rata-rata orang hanya dapat bertahan 2 sampai 5 hari (tidak terluka).
a.      Cara mendapatkan air :
·        tumbuhan

·        penguapan

·        air yang disediakan oleh alam ( air terjun, air danau, air hujan, dan lain – lain )

b.    Tanda –Tanda adanya air :
·        Di lembah

·        Di pantai

·        Pengendapan

c.    Air yang tidak perlu dimurnikan :
·        Air hujan air dari tanaman rambat / rotan

·        Air terjun

·        Air dari tanaman

d.    Air yang perlu dimurnikan :
Ø  Air sungai besar
Ø  Air dari menggali pasir di pantai
Ø  Air didaerah batuan kapur
Ø  Air didaerah sungai yang kering
Ø  Air yang tenang
Ø  Air dari batang pohon yang besar

API
Bila kalian punya bahan membuat api jangan buat api yang terlalu besar. Tapi buatlah yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan memberi panas yang baik dari sebuah api yang besar.
a.    Cara membuat api :
·        Dengan optic
·        Dengan gesekan (gesekan kayu dg kayu, gesekan bambu dengan bambu)
·        Dengan mengadu batu
·        Busur Gurdi
b.    Fungsi api :
Ø  Menghangatkan tubuh
Ø  Sebagai penerangan

Ø  Memasak
Ø  Membuat tanda – tanda atau kode
Ø  Menghindari / menjauhkan dari binatang buas

 JERAT
Bahan yang biasanya dari tali yang kita miliki, jerat yang dapat kita gunakan di hutan Indonesia ialah jerat kelinci, jerat burung dan jerat untuk binatang-binatang kecil.
Untuk menangkap ikan jelas bahwa ikan tidak dijerat melainkan dipancing atau ditangkap. Beberapa cara untuk menangkap ikan :
·        Memancing yang mata kailnya dapat kita buat dari peniti, ranting kayu dan lain-lain.
·        Dengan cara memukul ikan dengan golok tebas, tangan kanan memegang obor, ikan akan mendekat karena cahaya obor, setelah dekat golok ayunkan ke ikan tersebut. Hal ini dapat dilakukan di daerah berawa pada sore atau malam hari.
SURVIVAL KIT
Adalah Perlengkapan untuk survival yang harus kita bawa dalam perjalanan kita. Survival Kit tentunya bukan hanya sekedar nama saja, hal tersebut bisa dikatakan hal yang paling diutamakan dalam kegiatan Mendaki Gunung, tetapi masih banyak orang yang menganggab dan seringkali menganggab remeh hal tersebut.
Membawa benda-benda untuk alat bertahan hidup di alam bebas Survival Kit sewaktu bepergian, memang rasanya ribet atau bikin repot. Tapi bagi kita yang mempunyai hobi di alam bebas sebagai penggiat pecinta alam, harus dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat sampai hal yang kecil sekalipun sangat diperlukan. Telah banyak kejadian yang diakibatkan karena ketidaksiapannya Survival Kit saat melakukan aktifitas alam bebas yakni membuktikan pada peristiwa kecelakaan di laut dan udara, korban yang kebetulan selamat kebanyakan tidak siap bertahan hidup. Padahal upaya penyelamatan SAR atau polisi belum tentu datang segera.
Dalam keadaan Survival (bertahan hidup di alam bebas) tentunya tak ada pilihan, korban harus bertahan hidup di alam yang sama sekali asing. Jika tanpa persiapan Survival Kit, ditambah kelelahan mental dan fisik, nyawa bisa jadi taruhannya. Hal ini secara tidak langsung, dan juga tidak dapat kita duga dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. bagaimana jika mimpi buruk tersebut terjadi pada kita, apa yang dapat kita lakukan dan kita perbuat jika kita berada dalam keadaan tersebut. Persiapan menghadapi situasi buruk sebenarnya sederhana. Sebelum perjalanan paling tidak menyiapkan kotak Survival Kit beserta perlengkapan penyelamatan diri yang standar.
Dalam melakukan perjalanan kita harus mempersiapkan bekal pribadi, terutama peralatan bertahan hidup dan beberapa Survival Kit juga harus memadai. Barang-barang kecil yang amat vital harus tersedia seperti lampu senter, korek api, pisau lipat kecil, peralatan jahit, pluit, tisu basah, perlengkapan P3K, obat-obatan, dsb. Meski perjalanan diraa tidak terlalu jauh, biasakan juga selalu membawa makanan dan minuman cadangan. Setelah Survival Kit semuanya siap, tempatkan peralatan dan perlengkapan tadi  kedalam sebuah wadah atau tas yang memenuhi syarat, seperti cukup ringan, kuat dan tahan air. Buat perbedaan antara wadah tadi dengan tas atau barang-barang lain, agar mudah dikenali. Tempatkan juga diruang yang mudah terjangkau, jangan sampai kita bingung harus memprioritaskan barang mana yang harus diselamatkan saat kecelakaan.
Survival Kit bukan hanya digunakan pada saat kita mengalami Survival, tetapi disetiap jalur atau perjalanan yang akan ditempuh tentunya pasti akan digunakan, misalnya pada saat kita ingin memotong sesuatu tentunya harus menggunakan Survival Kit. Maka dari itu hal yang sangat wajib dalam dunia kepecintaalaman selain mematuhi KODE ETIK, yakni memahami betapa pentingnya sebuah Survival Kit.
a.    Untuk Survival di laut.
Untuk survival dilaut bila kita mengadakan perjalanan pelayaran, yang dibawa :
Ø  Peralatan pancing
Ø  Penutup kapala
Ø  Pisau lipat
Ø  Kain Parasut (untuk layar, dll)
Ø  Tali Parasut


b.    Survival di Hutan Gunung
Perlengkapan yang kita bawa ialah :
Ø  Ponco dan atau plastik
Ø  Peluit
Ø  Obat-Obatan
Ø  Lampu Senter
Ø  Tali
Ø  Jarum, Benang, Peniti
Ø  Golok tebas / pisau pinggang.
Ø  Cermin
Ø  Alat Tulis
Ø  Garam
Ø  Lilin
Ø  Kompas Dan Peta Topografi
Ø  Korek api yang ditaruk dalam tempat yang kedap air dan kering

PESAN             : DALAM OTAK ANDA SEBENARNYA TERLETAK SEMUA KEBUTUHAN UNTUK SURVIVAL YANG TERBAIK PERALATAN YANG ANDA BAWA HANYA UNTUK   MENDUKUNG ATAU MEMBANTU