as a human in this world, try to save the world

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar. terimalah, dan hadapilah. Soe Hok Gie

Senin, 14 April 2014

Rappeling

Pengetahuan Dasar  Turun Tebing
Teknik Rappelling
                Teknik ini di gunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang sepenuhnya bergantung  dari  peralatan.

Prinsip Rappelling:
1.       Menggunakan  tali  rappel  sebagai  jalur lintasan  dan  tempat  bergantung.
2.       Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong berat turun.
3.       Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainya untuk mengatur kecepatan.
Macam-Macam dan variasi teknik rappelling:
1.       Body rappel
Menggunakan peralatan tali saja yang di belitkan sedemikian rupa pada badan.Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang terkena gesekan akan terasa panas.
2.       Brakebar rappel
Menggunakan sling/tali tubuh ,carabiner,tali,dan brakebar.Modivikasi lain dari brakebar adalah descender(figure of eight).Pemakaiannya hamper serupa dimana gaya gesek di berikan pada descender atau brakebar.
3.       Sling Rappel
Menggunakan Tali Tubuh ,carabiner,tali. Cara ini paling banyak di lakukan karna tidak memerlukan peralatan lain dan di rasakan cukup aman.Jenis simpul yang di gunakan adalah jenis Italian hitc.
4.       Arm Rappel
Menggunakan tali yang di belitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan di pergunakan untuk tebing yang terlalu curam.

                Dalam rappelling di usahakan posisi badan selalu tegak lurus pada tebing dan jangan terlalu cepat turun.Usahakan mengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali sebelum memulai turun hendaknya:
·         Periksa dulu anchor.
·         Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang di pergunakan.
·         Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa tali sampai ke bawah tanah.
·         Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun atas dan kebawah sehingga apabila ada batu/tanah jatuh kita dapat menghindarinya selain itu juga dapat melihat lintasan yang ada.
·         Pastikan bahwa pakaian tidak akan tesangkut carabiner/peralatan lainnya.

Peralatan Turun tebing
1.       Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian/turun tebing adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Di anjurkan jenis tali yang di gunakan hendaknya telah di uji oleh UIAA,suatu badan yang menguji kekuatan peralatan peralatan pendakian/turun tebing.Panjang tali dalam pendakian atau turun tebing di anjurkan sekitar 50m,yang memungkinkan leader dan blayer masih dapat berkomunikasi.Umumnya diameter tali  yang di pakai adalah 10-11mm, tetapi sekarang ada yang berkekuatan sama yang berdiameter 9,8mm.

Dua macam tali pendakian:
·         Static Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 2-5% dari berat maksimal yang di berikan.Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih dan hijau.Tali static umumnya di gunakan untuk rappelling.
·         Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15% dari berat maksimal yang di berikan.Sifatnya lentur dan fleksibel.Biasanya berwarna mencolok (merah,jingga,ungu).
2.       Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval/huruf D dan mempunyai  gate yang berfungsi seperti peniti.

Dua jenis carabiner:
ü  Carabiner screwgate (menggunakan kunci pengaman).
ü  Carabiner non screwgate ( tidak menggunakan kunci pengaman).
3.       Sling
Sling biasanya di buat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe.

Fungsi Sling:
-          Sebagai penghubung
-          Membuat natural point dangan memanfaatkan pohon/lubang di tebing.
-          Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point.
-          Menguranngi gerakan (yang menambah beban) pada chock/ piton yang terpasang.
4.       Descender
Sebuah alat berbentuk angka  8 (delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan sehingga dapat membantu pengereman.Biasanya di gunakan untuk rappelling.
5.       Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila di beri beban dan membuka bila di naikan.Fungsi Utamanya sebagai alat bantu untuk naik pada tali.
6.       Harness/Tali tubuh
Adalah alat pengaman yang dapat menahan / mengikat badan.

Ada dua jenis Harness:
-          Seat Harness, menahan berat badan di pinggang dan paha.
-          Body Harness, menahan berat badan di dada pinggang,punggung,dan paha.
Harness ada yang terbuat dari webbing / tali dan ada yang sudah langsung di rakit oleh pabrik.
7.       Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang di gunakan untuk pemanjatan/turun tebing:
Ø  Sepatu yang lentur dan fleksibel.Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat.Kelenturannya  menolong untuk pijakan di celah-celah.
Ø  Sepatu yang tidak lentur / kaku pada bagian bawahnya.Misalnya, combat boot.Cocok di gunakan pada tebing yang banyak tonjolannya / tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahhan oleh bagian depan sepatu.

8.       Anchor (jangkar)
Alat yang dapat di pakai sebagai penahan beban. Tali pendakian di masukan pada anchor sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh.

Ada dua macam anchor:
ü  Natural anchor, Biasanya merupakan pohon besar,lubang-lubang di tebing,tonjolan-tonjolan batuan,dsb.
ü  Artificial anchor, anchor buatan yang di tempatkan dan di usahakan pada tebing si pendaki. Contoh, chock, piton, bolt, dll.
Prosedur  pendakian:

1.       Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan di pakai.
2.       Bila blayer dan leader  sudah siap memulai pendakian segera member aba-aba pendakian/ turun tebing.
3.       Bila leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harus memasang anchor.
4.       Leader yang sudah memasang anchor diatas kemudian berfungsi sebagai blayer untuk mengamankan pendaki berikutnya.

Menyiapkan perlengkapan yang di perlukan:
a.       Untuk leader
Perlengkapan teknis di atur sedemikian rupa agar mudah untuk di ambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas leader adalah membuat lintasan yang akan di lakukan oleh dirinya sendiri / pendaki berikutnya.
b.      Untuk blayer
Memasang anchor dan merapikan alat2 / tali yang akan di pakai. Tugas Blayer adalah membantu leader dalam pergerakan dan mengamankan leader bila jatuh. Blayer harus selalu memperhatikan leader baik aba-aba maupun memperhatikan tali jangan terlalu kencang atau jangan terlalu kendur.

Ada juga alat-alatnya yang...
1. Tali Kernmentle
13690973591167583198
Tali Kernmantle (dok.pribadi)
Tali Kernmentle adalah tali yang digunakan untuk menuruni tebing. Tali ini biasanya berdiameter 9 sampai 11 milimeter. Tali ini bisa menahan beban kira-kira 1360 s.d. 2720 kilogram (1-2 ton). Tali kernmentle ada 2 jenis : statis dan dinamis. Static Kernmentle memiliki daya regang tali sekitar 0% s.d. 6%. Karena daya regangnya rendah, cenderung tidak melar, maka sering digunakan untuk descending rappel(turun). Sedangkan Dynamic Kernmentle memiliki daya regang sampai dengan 25%, artinya tali jenis ini bisa dan mudah melar. Dengan sifat ini maka sering digunakan untuk climbing / ascending (naik). Perbedaan fisik antara kernmantle statis dan dinamis terletak pada warna talinya. Kernmantle statis hanya punya warna tunggal (hitam saja, merah saja, kuning saja, dll). Sedangkan kernmantle dinamis memiliki kombinasi warna.
2. Harness
13690974171192390022
Harness (dok.pribadi)
Harness adalah sebuah alat untuk mengamankan tubuh supaya bisa diikatkan / dikaitkan ke tali kernmentle sehingga tidak jatuh. Terdapat 2 macam harness, yaitu Sit Harness dan Full Body Harnes.
3. Carabiner
1369097557795972888
Carabiner (dok.pribadi)
Merupakan cincin kait yang berbentuk oval atau berbentuk menyerupai huruf “D”. Alat ini kebanyakan terbuat dari aluminium alloy dengan kemampuan menahan beban antara 1500 s.d. 3500 kg (1,5 - 3,5 ton). Terdapat 2 jenis carabiner, yaitu carabiner snap dan carabiner screw. Carabiner snap tidak memiliki sekrup pengunci, sedangkan carabiner screw dilengkapi sekrup pengunci.
4. Descender
13690976811559442158
Figure of 8 (dok.pribadi)
Descender merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memperlambat laju orang yang melakukan rappelling dengan prinsip gesekan. Gesekan yang terjadi antara tali kernmentle dengan descender akan memperlambat laju, sehingga orang yang melakukan rappelling dapat dengan mudah menguasai pengereman dengan tangan. Banyak jenis descender yang diproduksi, tetapi yang umum digunakan adalah jenisFigure of 8.
5. Glove
13690977671495352508
Seperti namanya, glove adalah sarung tangan yang digunakan untuk menghindari kulit telapak tangan bergesekan langsung dengan tali kernmentle, karena gesekan ini sangat panas dan dapat membakar kulit.
Pada dasarnya untuk melakukan rappelling minimal dibutuhkan 5 alat di atas. Berikut ini sebagian alat lain yang dikenal dalam teknik mountaineering (teknik mendaki dan menuruni tebing)
1. Tali webbing, yaitu tali berbentuk pipih dengan lebar antara 1,5 s.d. 2,5 cm  yang bersifat lentur. Biasanya tali ini digunakan untuk membuat tali pangkal untuk tambatan tali kernmentle di ujung tebing. Juga sering digunakan untuk membuat tali sling dengan cara dibuat bentuk loop / lingkaran menggunakan simpul pita untuk menyatukan kedua ujungnya. Bisa juga digunakan sebagai pengganti harness.
13690978601238186193
Tali webbing (dok.pribadi)
2. Ascender, merupakan alat yang digunakan untuk mencengkeram tali kernmentle sehingga tidak perlu menggunakan tangan kosong untuk menggenggam tali kernmentle dalam pendakian. Bentuk ascender yang umum digunakan adalah jumar.
13690979802096227261
Jumar (dok.pribadi)
13690980402028376120
Aplikasi Jumar (dok.pribadi)
3. Chock stopper dan paku piton digunakan sebagai pasak / pangkal penambat tali kernmentle. Biasanya dengan cara ditancapkan atau disisipkan di celah-celah batuan tebing.
Dan masih banyak lagi lainnya.
Adapun beberapa cara menuruni tebing (atau sesuatu apapun yang tinggi dengan kemiringan 90 derajat) dengan cepat diantaranya :
1. Turun tebing dengan melompat
2. Turun tebing dengan berlari (seperti adegan ketika Tom Crusie menuruni gedung dengan cara berlari dalam Mission Impossible : Ghost Protocol)
3. Rappelling biasa
4. Rappelling dengan kepala di bawah
5. Free fall (seperti adegan ketika Tom Cruise memasuki sebuah gedung dari atapnya dalam Mission Impossible 1 dan 2)
1369098201407984558
Narsis aahh..(dok.pribadi)
1369098240495760748

Empat Simpul Terbaik Untuk Tali Rappeling

1. Double Figure-8 Fisherman’s Knot.









merupakan cara umum untuk mengikat tali rappel bersama, rangkain paling kuat, dan jika diikat semestinya, tidak akan terlepas. Juga mudah dilihat untuk memeriksa dan menyakinkan ini diikat semestinya. Dan juga mudah diuraikan setelah terbebani. Ini adalah simpul terbaik untuk menyambung tali dengan diameter yang tak sama. Setelah anda menyambung tali dengan double figure-8, maka setiap ujung tali diikat dengan fisherman knot sebagai back-up.


2. Square Fisherman’s Knot.













Banyak pemanjat menyukai ini simpul karena diikat dan paling mudah diuraikan dari empat simpul ini. pada dasarnya sekedar sebuah square knot (simpul mati) yang di back-up dengan simpul double fisherman pada sisi lainnya. jika anda menggunakan simpul ini, selalu gunakan simpul backup atau jangan sampai ini terlepas. simpul mati sendirian bukan sebuah simpul yang baik untuk rappelling atau tujuan pemanjatan lainnnya. Setelah anda membuat simpul mati kunci dengan fisherman knot


3. Double Overhand Knot.















Simpul ini, kadang-kadang disebut "simpul mati eropa," telah tenar dan sering digunakan untuk menyambung tali. Paling cepat dan paling mudah dibuat dari empat simpul lainnya dan punya lekukan yang sedikit, yang membuat ini jarang tersangkut atau membuat tali kaku. Jangan gunakan simpul ini dengan tali temali bermacam-macam diameter, sedikitnya satu kecelakaan fatal telah terjadi karena simpul ini terlepas. Sebagai alternatif, anda dapat gunakan simpul figure-8 ganda daripada simpul overhand, meskipun uji laboratorium milik Black Diamond di Salt lake City (AS) menunjukkan bahwa double overhand lebih kuat dari double figure-8 .



4. Double Fisherman’s Knot.















Adalah simpul tradisional untuk menyambung dua tali, tetapi kurang disenangi dibanding simpul - simpul di atas. Simpul ini mudah membuatnya  sulit dilepaskan setelah terbebani, terutama jika tali basah. Simpul ini baik saat digunakan untuk menyambung tali diameter kecil (prusik) misal spectra untuk anchor 




Mengenal simpul sebelum menggunakannya
Semua simpul ini kuat dan aman, tetapi tentu saja harus diikat dengan tepat. Pelajari mengikat simpul ini di dasar tebing atau di rumah sebelum anda menggunakannnya pada anchor rappel pada sebuah pemanjatan, hidup anda tergantung pada simpul yang diikat semestinya. Semua simpul ini , kecuali simpul overhand ganda, diback-up dengan simpul nelayan (fisherman knot) untuk pengamanan pada sisi lainnya.


Gunakan sebuah Stopper Knot

Jika anda melakukan rappelling, selalu buat stopper knot, yaitu; simpul nelayan ganda, simpul overhand, atau simpul delapan, di kedua ujung tali sehingga anda atau partner anda tak akan melewati bagian ujung tali saat rappelling.


Pilah salah satu dari keempat simpul
Sebaiknya pilih satu simpul yang anda suka dan hanya menggunakan ini setiap kali anda menyambung tali. Jika anda menggunakan satu simpul untuk rappelling, anda akan menjadi terbiasa dengannya dan anda tahu bagaimana membuatnya; tahu bagaimana cara melepaskannya; anda tahu berapa banyak sisa yang ditinggalkan masing-masing ujung untuk membuat fisherman knot sebagai back-up. Saya selalu gunakan Double Fisherman Knot, karena ini terasa seperti simpul teraman bagi saya. Saya senang merasakan aman secara total bila saya melakukan rappelling, terutama jika itu adalah suatu rappelling dari bagunan atau tebing sangat tinggi yang menakutkan. Cobalah pada tebing kecil dan putuskan simpul rappelling yang cocok untuk anda.


Pengalaman sensasional saat rappeling
kalau di tempat gue, biasanya kalau rappeling cuma butuh tali karmantel, figure-8 (Desender), harnes atau webbing, carabiner, glove, ama karung goni.
jadinya kaya gini nih...
ini anak pasti seneng gw jadiin model.

kalau di foto ini ada karung goni (biar talinya ngga kegesek ama batuan), ama helm pengaman (sebenernya kita biasanya juga ngga pakek helm pengaman).

berapa hari yang lalu gw abis rappeling dari dinding aula sekolah gw. karena dindingnya datar, jadi lumayan susah nih buat  rappelingnya. maklum, ngga ada tempat buat berpijak, posisi jadi harus 90 derajat selalu.
nah, gilanya nih pas gw mw rappeling, posisi awal gw ngga bener gara-gara gw terlalu banyak ngendorin talinya.

jadi ceritanya gini...

gara-gara gw 1"nya cewe yang ikut rappeling hari itu (biasanya juga cuma gw 1"nya cewe yang ikut kegiatan beginian), akhirnya gw terpaksa  jadi kelinci percobaan ama temen-temen gw (sialan, ngga tahu apa gw ini harapan terakhir bangsa eh keluarga).
gw udah siap, gw udah pakai harnes, carabiner screw,glove,  dan figure-8 yang udah dihubungin ke tali karmantel dan carabiner di harnes yang gw pakai, dan masalah mental pun terjadi.

"ini gimana nih mas caranya turun, tinggi banget, mana datar lagi?" tanya gw ke mas Aan.
"ya turun dek, kaya biasanya, masa' udah jadi warga ngga bisa"
"ambil posisi 90 derajat gitu?"
"iyah, disini lho" kata mas Aan sambil nunjuk tempat dimana gw bisa ngambil posisi. jadi gw pun kesana.
karena tepian atap aula gw ada sedikit undakannya, gw akhirnya naik diundakan itu sambil sedikit demi sedikit ngendorin tali biar bisa naik kesitu.

yap, gw udah naik.
"bile on" teriak gw ke joni yang ada di bawah (yang jadi foto model juga diatas) sebagai bilayer.
"on bile" jawab joni.

gw nurunin badan sedikit demi sedikit dengan beban tubuh gw. genggaman tangan kanan renggang sedikit, turun dikit, tangan kanan ngegenggam tali lagi, ngunci, genggaman tangan kanan renggang sedikit, turun dikit, gitu terus sampe kiamat, YA NGGALAH. ngelihat raut wajah gw yang sada' grogi akhirnya mas Aan bilang..
"udah dek gak papa, gak usah takut, percaya ama alat"
oke mas, gw percaya ama alat. dan ketika itu gw langsung merenggangkan genggaman tangan kanan gw dikarmantel, berat badan gw gw pusatin kebelakang dan BLAK!! aula bergetarrrrrrrr saudara-saudara. gw jatuh memandang langit dengan posisi badan duduk dengan kaki selonjoran. pantat dan dinding ngebentuk sudut 90 derajat, BUKAN DINDING AMA BADAN GW!!!

yang gw sukurin saat itu adalah, talinya ga putus, gw masih terhubung dengan tali itu, dan tangan kanan gw masih ngunci dibelakang. soalnya gw inget, apa pun keadaan lo saat rappeling, inget JANGAN PERNAH LEPASKAN GENGGAMAN TANGAN KANANMU DIBELAKANG, ITU HIDUP KAMU (kalau orang kidal ya silahkan diganti kata 'kananmu' jadi 'kirimu'). walaupun rizal, joni, adzim, izam, dan mas Aan panik ngelihat keadaan gw yang amsyong ini dan mas bachtiar dan mas syani dibawah ngetawain keadaan gw (sialan) tapi gw berusaha untuk setenang mungkin, gw pasti selamat apalagi joni juga nahan talinya.

rizal ngulurin tangannya, dan gw nyoba buat ngeraih tangan dia. gw berasa berada di film Kangaroo Jack dimana si tokoh gendut mau jatuh ke jurang dan temennya yang putih nyoba buat nyelametin dia. yah siatuasinya ga jauh beda ama gw, gw sedikit gendut, rizal cungkring, dan gw dalam situasi dimana gw bisa aja jatoh, tapi rizal ga putih. oke, jadi ngelantur deh. tangan gw keringetan. sialan.

dan mas Aan nyuruh agar kaki gw yang selonjoran ngambil posisi jongkok. oke gw mengerti dan setelah ambil posisi jongkok, badan gw bisa 90 derajat dengan dinding. gw selamet. Alhamdulillah....
sebelum turun gw ngerasain pantat gw berdenyut-denyut ngga karuan. sumpah sakit banget. mungkin rasanya jatoh dari pohon dalam posisi duduk itu kaya gini yah. sakiittt banget. bahkan buat bersin sambil duduk aja sakit. tapi setelah 2 hari sakitnya hilang, hufff.

setelah 2 menit berdiam diri sambil ngegosok-gosok pantat gw, akhirnya gw turun. dengan se-la-mat. dan naik lagi ke atap aula. gw pengen nyoba lagi :D

pelajaran yang bisa diambil:
- pecaya selalu sama alat, niscaya kamu selamat (sama yang diatas juga percayanya)
- jangan jadikan anak polos sebagai kelici percobaan
- bagi anak polos yang terlanjur menjadi relawan sebagai kelinci percobaan, tolong kadar polosnya dikurangin. tetap waspada, tenang, dan bersabarlah.
- bagi cewe yang punya volume pantat berlebih, mungkin bisa nyoba cara ala gw, kali aja setelah itu pantat lo kempes beneran, tapi bwt cowo yang udah kemper, jangan sekali-kali mencoba, bisa-bisa gelang panggul lo retak gara" ga punya pantat.
- anak cowo jangan ngeremehin cewe, cewe itu pemberani tahu ( kaya gw ;-) --> ngebela diri karen dijadiin kelinci percobaan )
- jadikan pengalaman sebagai pelajaran


1 komentar: