as a human in this world, try to save the world

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar. terimalah, dan hadapilah. Soe Hok Gie

Rabu, 26 Maret 2014

Soe Hok Gie (sebuah biografi singkat)








Soe hoek gie adalah aktivis mahasiswa yang berani menentang kesalahan kesalahan pemerintah di era orde lama dan orde baru.

Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.

Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.


Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.

24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

berikut kata-bijak dan penuh makna dari SOE HOEK GIE:

1. Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.


2. Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.


3. Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.

4. Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.


5. Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.


6. Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.


7. Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.


8. Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.


9. Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?


10. Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis…


11. Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.


12. Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.


13. Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.


14. To be a human is to be destroyed.


15. Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.


16. Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.


17. I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist.


18. Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.


19. Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.


20. Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya.


21. Tak ada lagi rasa benci pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.



sumber : kaskus

Read more at http://info-biografi.blogspot.com/2013/03/biografi-soe-hoek-gie.html#fE2ILQuVwxc1VOVs.99

Jumat, 21 Maret 2014

Gunung Rinjani

RUTE PENDAKIAN GUNUNG RINJANI 3.726 MDPL

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726mdpl, mendomonasi sebagian besar luas pulau Lombok. Terletak disebelah timur pulau Bali, dapat ditempuh dengan bus langsung Jakarta-Mataram dengan menyeberang menggunakan ferry dua kali (selat bali dan selat lombok). Dapat juga ditempuh dengan menggunakan pesawat terbang dari Bali.

Gunung Rinjani 3.726 Mdpl
Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi ke dua di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya. GunungRinjani masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan luas taman sekitar 40.000hektar. Dikelilingi oleh hutan dan semak belukar seluas 76.000 hektar.

Gunung Rinjani memiliki kawah dengan lebar sekitar 10 km, terdapat danau kawah yang disebut danauSegara Anak dengan kedalaman sekitar 230m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjunyang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikanmas dan mujair, sehingga sering digunakan untuk memancing. Dengan warna airnya yang membiru,danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut “Segara Anak”.
Danau segara anak menyimpan berbagai misteri dan kekuatan gaib, itulah sebabnya manusia merasa betah tinggal lama di tempat ini. Disinilah komunitas mahkluk gaib yang disebut Jin bermukim dalam jumlah yang sangat banyak. Keyakinan masyarakat apabila Danau Segara Anak terlihat luas menandakan bahwa umur orang orang yang melihat itu masih panjang. Sebaliknya jika tampak sempit maka menandakan umur si penglihat pendek, untuk itu harus melakukan bersih diri artinya harus berjiwa tenang, bangkitkan semangat hidup, pandang kembali danau sepuas-puasnya.
Setiap tahun diadakan upacara adat di danau ini baik oleh masyarakat yang beragama Hindu Bali atau pun Islam masyarakat Sasak. Masyarakat Hindu Bali dua kali setahun mengadakan upacara agama di danau ini. Masyarakat Sasak bisa beberapa kali mengadakan perjalanan dalam satu tahun. Terdapat air terjun kokok putih dan juga air panas yang sering dikunjungi orang untuk tujuan pengobatan.
Jalur yang biasa digunakanan para pendaki ialah jalur Sembalun Lawang yang panjang dan jalur Senaru yang lebih pendek namun lebih terjal.
Desa Senaru terletak di wilayah Lombok Barat, berjarak sekitar 80 km dari kota Mataram, berada di sebelah utara lereng Rinjani. Terdapat juga air terjun yang sangat menarik, yakni air terjun Sinanggile. Di desa inilah terdapat kantor Rinjani Trek Center yang berada pada ketinggian 601 mdpl.
Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2.000 - 4.000 mm/tahun. Pada bulan desember - januari biasanya ombak di selat lombok sangat besar sehingga sangat menyiksa bagi yang mabuk laut. Perjalanan ferry dari Bali ke Lombok bisa lebih lama bila sedang musim ombak besar lebih dari 2 jam.
Disebelah selatan dan barat Gunung Rinjani di tumbuhi hutan hujan semi selalu hijau primer. Pada ketinggian 1.000 - 2.000 meter banyak ditumbuhi Dysoxylum sp, pterospermum, dan Ficus superba. Pada ketinggian 2.000 - 3.000 meter banyak ditumbuhi cemara gunung Casuarina junghuhniana. Pada ketinggian diatas 3.000 meter yang miskin akan tumbuhan, hanya ditumbuhi rumput dan edelweiss ( Anaphalis javanica ). Di sebelah timur gunung yang bertiup angin musim kering, banyak ditumbuhi pohon acasia.
Puncak Gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin, penguasa gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah tenggara terdapat sebuah kaldera lautan debu yang dinamakan Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu dengan kasat mata dapat terlihat istana Ratu Jin.
Pengikutnya adalah golongan jin yang baik-baik. Menurut kisah masyarakat Lombok Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak diijinkan oleh ayahnya menikah dengan kekasih pilihannya, maka ia pun menghilang di sebuah mata air yang bernama Mandala, dan akhirnya dia menjadi penguasa dunia gaib
Diantara 109 jenis burung yang tercatat di gunung Rinjani, terdapat beberapa diantaranya adalah jenis burung yang ada di Australia. Terdapat monyet perak yang berasal dari bali, rusa, dan landak. Di Pelawangan Sembalun terdapat monyet ekor panjang yang suka menggangu kemah para pendaki, mereka sangat pandai membuka tenda untuk mengambil makanan, jangan pernah meninggalkan tenda tanpa penjaga, selain itu monyet-monyet sangat garang dan berani.

Rute Pendakian Gunung Rinjani 3.726 Mdpl
Ada 4 Jalur/Rute yang umunya dipilih untuk menuju Puncak Gunung Rinjani, Diantaranya :
  1. Jalur Senaru 
    Aksesibilitas : kendaraan umum dari Mataram-Anyar Bayan-Senaru. Jalur pendakian Senaru merupakan pintu pendakian barat Gunung Rinjani. Jalur pendakian Senaru selain sebagai jalur wisata treking juga kerap dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat Sasak yang akan melakukan ritual adat atau masyarakat umat Hindu yang akan melakukan ritual keagamaan Mulam Pakelem di Puncak Gunung Rinjani atau Danau Segara Anak.

    Rute perjalanan adalah Jebak gawah (Pintu masuk TNGR, 3 km jalan kaki dari pos RTC/pos karcis masuk) Km 0 – Pos I (Km 1) – Pos Antara Mondokan Bonjeruk Km 2,4 – Pos II Montong Satas Km 3,5 – Pos III Mondokan Malokaq Km 6 –Pos Cemara Lima Km 7 – Ce m ara Lima Km 7 – Danau Segara Anak Km 11, dengan berjalan kaki memakan waktu 10 – 12 jam melalui trail wisata yang berada dalam hutan prime r. Di sepanjang pos tadi disediakan tempat untuk istirahat dan jika beruntung sumber air tersedia di Pos II dan III. Karakteristik jalur Senaru adalah te rjal, anda akan “dipaksa” untuk naik sampai Plawangan dengan kondisi medan yang curam. Beruntungnya anda berada dalam hutan primer yang masih terjaga keutuhan ekosistemnya sehingga kondisi yang terjal akan sedikit terobati dengan sejuk dan murninya udara pegunungan. Anda akan merasakan beda kesejukan setelah pos III untuk sampai ke Plawangan akan melewati savana dengan pemandangan lanskap yang menakjubkan.

    Dari Danau Segara Anak bila anda ingin melanjutkan perjalanan ke Puncak Gunung Rinjani anda harus menuju ke pelawangan sembalun dengan jarak tempuh ± 4 jam, dari pelawangan ke puncak rinjani membutuhkan waktu 4 – 5 jam. Pendakian ke puncak umumnya dilakukan pada pukul 02 dinihari, ini dimaksudkan agar pada pagi harinya pendaki dapat menikmati matahari terbit (Sunrise) dari puncak Rinjani serta dapat menikmati pemandangan seluruh pulau Lombok bahkan pulau Bali apabila cuaca cerah.Jalur SembalunAksesibilitas : kendaraan umum dari Mataram – Aikmel – Sembalun Lawang (kendaraan umum dari Aikmel-Sembalun Lawang hanya pagi hari – siang).
  2. Jalur Sembalun 
    Populer di antara pendaki yang ingin langsung menuju Puncak Gunung Rinjani. Rute perjalanan adalah Pos I Pemantauan – P os II Tengengean – Pos III Padabalong – Plawangan Km 10,5 – Puncak Rinjani memakan waktu 9 – 10 jam. Fasilitas peristirahatan ada di setiap pos, ketersediaan air ada di pos II dan III.

    Karakteristik jalur Sembalun tidak seterjal jalur Senaru, tetapi karena didominasi oleh savana sampai pos III menjadikan perjalanan anda bermandikan keringat oleh teriknya sinar matahari yang menyengat. Kondisi itu akan terobati manakala anda sudah berada jauh di atas, pemandangan lanskap yang menakjubkan lebih terbuka dibandingkan jalur Senaru. Akan terlihat selat dan Pulau Sumbawa di kejauhan, akan lebih terobati ketika sampai di Puncak Rinjani, puncak gunung tertinggi ketiga setelah Cartenz dan Kerinci.
  3. Jalur Timbanuh
    Aksesibilitas : Mataram – Masbagik – Timbanuh desa Pengadangan (kendaraan umum hanya dari Mataram – Masbagik)

    Jalur pendakian Timbanuh merupakan jalur pendakian muda yang baru dibuka sehingga fasilitas dan pengelolaannya belum selengkap jalur Senaru atau Sembalun. Pendakian melalui jalur Timbanuh hanya direkomendasikan sampai Plawangan Cemara Rompes, perjalanan ke danau tidak direkomendasikan karena kondisi jalur ekstrim dan belum ada penataan untuk keselamatan pengunjung Gunung Rinjani.

    Jalur Timbanuh mempunyai karakteristik berupa pemandangan, panorama alam, tantangan yang mungkin disarankan hanya untuk pendaki yang bukan pemula, karena dibandingkan jalur senaru atau Sembalun jalur ini lebih berberbobot tetapi menyuguhkan keunikan dan kekhasan baik flora, fauna, ekosistem maupun trekking trailnya.

    Rute perjalanan adalah pintu gerbang desa Jati – Pos I Kokok Blimbing – Pos II Pancor Tayib – Pos III Momot Yamin – Pos IV Cemara Rompes memakan waktu 8 – 10 jam. Kelebihan jalur ini adalah ketersediaan sumber air yang cukup banyak dan sungai yang ada sepanjang tahun sebagai perelengkapan anda saat mengungjungi Gunung Rinjani.
  4. Jalur Torean
    Aksesibilitas : Mataram – Anyar – Torean desa Loloan (kendaraan umum hanya dari Mataram – Anyar).

    Jalur pendakian Torean hanya dikenal bagi para pendaki lokal yang ingin melakukan ritual adat atau keagamaan di Danau Segara Anak. Dibandingkan jalur lainnya, sebenarnya jalur mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki jalur lain. Pendakian melalui jalur Torean merupakan pendakian melewati lembah dan punggung menuju Danau Segara Anak. Dibandingkan jalur lain jalur ini tidak terlalu curam, hanya saja kanan atau kiri trail merupakan jurang sehingga perlu ekstra hati-hati. Obyek yang bisa diamati sepanjang perjalanan seperti Air Terjun Penimbungan, Air Terjun Pancor Mas, Gua Susu dengan kolam hangatnya, Air Terjun Panas-Dingin serta menyebrang sungai Kokok Putiq merupakan pengalaman menarik tersendiri saat mendaki gunung rinjani.

    Rute perjalanan adalah Jebak gawah (batas kawasan TNGR) – Pos I Birisan Nangka Greneng – Mondokan Rei Paok Tampol – Plawangan Penimbungan – Plawangan Propok – Joplo Julat – Sungai Kokok Putiq – Pancor Mas – Gua Susu – Danau Segara Anak memakan waktu 9 – 10 jam.
MISTERI GUNUNG RINJANI
Pada jaman dahulu tidak jauh dari pelabuhan Lembar, terdapat sebuah Kerajaan Taun yang diperintah oleh seorang Raja yang sangat bijaksana bernama Datu Taun bersama permaisurinya yang sangat cantik Dewi Mas.
Di bawah pemerintahan Raja Datu Tuan, kerajaan dalam keadaan aman, damai, dan tenteram. Namun meskipun demikian Raja kelihatan sering bersedih, hal ini dikarenakan beliau belum dikarunia seorang putera, sementara Raja dan Permaisuri sudah semakin bertambah tua.
Pada suatu hari Raja dan permaisuri duduk bercakap-cakap membicarakan masalah keluarga. Baginda mengemukakan bagaimana susahnya kelak karena tidak memiliki anak. Bersabdalah Datu Tuan "Adinda kanda ingin menyampaikan permintaan, ijinkanlah kakanda mengambil istri seorang lagi. Mudah-mudahan dengan demikian kita akan dikaruniai anak yang akan menggantikan pemerintahan kelak"
Setelah Sang Permaisuri menyetujui, maka Baginda Datu Tuan segera meminang seorang gadis cantik yang bernama Sunggar Tutul, puteri dari Patih Aur.
Semenjak itu perhatian Raja terhadap Dewi Mas berkurang, beliau lebih sering tinggal di istana isteri yang baru. Raja yang terkenal adil ini telah bertindak tidak adil terhadap permaisurinya. Meskipun demikian Dewi Mas tetap selalu sabar, dan karena kemurahan Yang Maha Kuasa maka Dewi Mas mengandung.
Berita tentang Dewi Mas mengandung ini tentu saja mengejutkan Sunggar tutul, ia takut Raja akan berpaling dari dirinya dan kembali ke Permaisuru Dewi Mas. Untuk itu dengan cara yang licik Sunggar Tutul menghasut Raja, bahwa kehamilan Dewi Mas diakibatkan oleh perbuatan serong dengan seorang yang bernama Lok Deos.
Murkalah Baginda Datu Tuan, maka Dewi Mas pun di usir dari istana dan dibuang ke sebuah gili. Dengan ditemani para pengiringnya Dewi Mas tinggal di gili, mereka membangun suatu pemukiman. Dewi Mas tetap tegar dalam menempuh kehidupan menuju hari depan.
Pada suatu ketika lewatlah sebuah kapal mendakati gili tersebut, seperti ada suatu kekuatan gaib sang Nakhoda kapal tersebut mengarahkan kapalnya ke gili, dan dari kejauhan dia melihat seorang wanita cantik yang bersinar. Nakhoda dan para awak kapalpun berlabuh dan mampir ke pondok Dewi Mas.
Setelah dijamu para penumpang kapal tersebut menanyakan kenapa Dewi Mas bisa tinggal di tempat tersebut, karena selama ini gili tersebut tidak berpenghuni. Dewi Mas pun menceritakan semua peristiwa yang dialaminya. Dewi Mas meminta Nakhoda dan awak kapal tersebut untuk mengantarkannya ke pulau Bali. Akhirnya Dewi Mas beserta para pengiringnya tinggal di Bali dan membangun pemukiman baru. Hari kelahiranpun tiba, Dewi Mas melahirkan dua anak kembar yang masing-masing disertai dengan keajaiban. Seorang bayi laki-laki lahir beserta sebilah keris, dan seorang lagi bayi perempuan lahir beserta anak panah. Bayi laki-laki ini diberi nama Raden Nuna Putra Janjak sedangkan bayi perempuan dinamakan Dewi Rinjani.
Kedua bayi tersebut tumbuh besar menjadi anak-anak yang lucu dan menarik. Namun pada suatu hari kedua anak tersebut menanyakan siapakah ayah mereka, karena selama ini mereka sering diejek teman-temannya karena tidak punya ayah.
Karena desakan kedua anaknya yang terus menerus, maka Dewi Mas pun menceritakan semua kisah yang dialaminya. Diceritakannya bahwa ayah mereka adalah seorang Raja di Lombok yang bernama Datu Taun, dirinya dibuang kesebuah gili karena difitnah oleh madunya Sunggar Tutul.
Raden Nuna Putra Janjak menjadi sangat marah dia memohon kepada ibunya agar diijinkan untuk menemui ayahnya ke Lombok. Karena terus didesak akhirnya Dewi Mas pun mengijinkan puteranya bersama para pengiring berlayar ke Lombok.
Sesampai di Lombok Raden Nuna Putra Janjak segera masuk ke istana namun di hadang oleh para penjaga. Pertarunganpun tak terelakkan, Raden Nuna Putra Janjak meskipun masih kecil namun dengan keris ditangan yang muncul bersamaan ketika ia lahir, sangatlah sakti dan tak tertandingi.
Banyak lawan yang tak berdaya hingga Baginda Datu Taun harus turun bertanding. Pertarungan yang serupun terjadilah, mereka saling menghujamkan kerisnya. Mereka berdua sama kuat, keris masing-masing tidak dapat saling melukai. Tiba-tiba terdengarlah suara gaib dari angkasa " Hai Danu taun, jangan kau aniaya anak itu. Anak itu adalah anak kandungmu sendiri dari istrimu Dewi Mas".
Setelah mendengar suara itu , ia amat menyesal maka dipeluknya Raden Nuna Putra Janjak. Setelah mendengar cerita dari Raden Nuna Putra Janjak , maka Baginda Datu Tuan segera menjemput permaisuri ke Bali. Seluruh istana dan penduduk Taun bersuka cita, Dewi Mas tidak menaruh dendam sama sekali kepada Sunggar Tutul, mereka semua hidup damai dan tenteram.
Raden Nuna Putra Janjak tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang sangat tampan dan bijaksana. Baginda Datu Taun sudah semakin tua dan akhirnya menyerahkan tahta kerajaan kepada puteranya.
Sesudah puteranya naik tahta Baginda Datu Taun kemudian menyepi di gunung diiringi putrinya Dewi Rinjani. Di puncak gunung itulah baginda dan puterinya bertapa bersemedi memuja Yang Maha Kuasa.
Di puncak gunung ini Dewi Rinjani diangkat oleh para Jin dan mahluk halus menjadi Ratu. Dan sejak saat itulah gunung yang tinggi di pulau Lombok tersebut dinamakan Gunung Rinjani.

Kamis, 20 Maret 2014

Filosofi Mendaki Gunung Menurut Orangtua

“wong munggah gunung iku, kanggo awakku pribadi ki nggo ngingeti meneh jerone atimu,
tumindak apa wae kang kok lakoni nganti umur saiki, lan apa wae kang kudu dipersiapke kanggo ngadhepi urip kang bakal teka,
(naik gunung itu sebagai salah satu sarana refleksi diri, melihat kembali perbuatan-perbuatan apa yang sudah dilakukan sampai sekarang.. sudah benarkah? dan jika ada yang salah untuk diperbaiki, dan memikirkan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan dalam menghadapi hidup yang akan datang)
urip ki uga kaya munggah gunung, saya munggah saya kesel mesthine, nik ning tengah2 yo ana mudhun e.. ben kowe isa leren ambegan, terus mlaku meneh, mlakune yo ora kudu grusa-grusu alon-alon supaya ora entek tenagamu…
(dalam hiduppun sama, seperti naik gunung, semakin keatas semakin capek tentunya, tapi ditengah2 jalur pasti ada turunan supaya kita bisa beristirahat sejenak, kemudian kembali berjalan naik lagi, dan perjalananpun tidak boleh terburu-buru, pelan - pelan supaya kita bisa memanajemen tenaga kita sampai puncak.)
munggah gunung uga nggo pangucap syukurmu marang Gusti, kang hamemangun bumi, coba ngingeti kiwa lan tenganmu.. kowe pribadi ora ana sacuil saka lemah gunung iki, apa meneh karo Gusti kowe ora ana apa-apane..
(naik gunung juga sebagai sarana mengucap syukur pada Tuhan, yang sudah bikin bumi, sudah ngasih segala sesuatunya kepada kita… coba lihat saja kiri dan kanan, kamu tidak ada secuil dari gunung ini, apalagi dihadapan Tuhan Semesta Alam kamu gk ada apa-apanya)
akeh sing kudu mbok pikir sak durunge munggah, sangu apa wae kang kudu digawa, semana uga urip kudu dipikirke mateng-mateng sakdurunge munggah luwih dhuwur..
(banyak yang harus dipikirkan sebelum naik gunung, bekal apa yang harus dibawa, begitu juga dengan hidup harus dipersiapkan dengan matang sebelum berjalan ke tahap atau level berikutnya dari sebuah tahap kehidupan)
munggah gunung ngajari iklas, ngajari sabar… kowe kena angin, mangan sak anane, turu sak kenane,
(naik gunung mengajari kita untuk iklas, terkena angin gunung yang sangat dingin, makan seadanya dan tidur seadanya)
nik mung puncak kang pingin mbok gayuh, kowe drung nemu hakikate wong nepi munggah gunung..
(kalo hanya puncak gunung yang ingin kau gapai, berarti kamu belum menemukan apa hakikat dari naik gunung itu sendiri )

Rabu, 19 Maret 2014

Pemilu dan Pohon


RUMAHKU DIPINJAM CALEG

Pemberitahuan kepada seluruh para monyet se Indonesia, berhubung banyaknya para caleg yang sedang memanfaatkan pohon, mereka sedang bergantungan di pohon mengambil alih posisi kita, maka saya sebagai komandan tertinggi monyet memerintahkan agar para monyet dimanapun berada agar memanfaatkan daun yang masih bisa sebagai tempat berlindung.

Kepada sobat greeners FHI, jika anda mengasihi monyet, bantu sebarkan foto ini demi monyet dan keturunannya !

Kepada para caleg yang baca berita ini, tolong kasihani kami para monyet, jangan rusak pohon kami!






SENYUMAN CALEG DAN JERITAN POHON



Forumhijau.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerbitkan peraturan Nomor 21 tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan kampanye pemilihan umum anggota DPR/ DPRD dan DPD RI. Dengan demikian, masa kampanyepemilu Calon Legislatif (caleg) resmi berlaku mulai 11 Januari 2014 hingga 5 April 2014.

Selain itu dijuga telah ditetapkan lokasi dan tempat pemasangan iklan kampanye selayaknya pada ruang terbuka, pada gedung dan melalui iklan media cetak dan elektronik. Tidak dilakukan pada gedung pemerintah, sekolah, jalan protokol dan fasilitas umum.

Kini, hasrat membara para caleg seolah tak dapat dibendung lagi. Sepertinya para caleg tidak sanggup bersabar lebih lama lagi. Para caleg ramai-ramai -tanpa komando- masuk dalam kancah 

“Musim Kampanye” yang resmi berlaku sejak 5 Januari 2014 lalu.
Apa daya, entah terlalu bersemangat atau karena ikut-ikutan, sejumlah caleg hampir senada dan seirama menempel atribut kampanye mereka pada sejumlah pohon yang menghiasi jalan umum. Iklan kampanye sosok caleg ukuran raksasa sampai ukuran kertas ketikan menghiasi sejumlah pohon di sepanjang jalan di mana-mana dari desa sampai kota.

Iklan kampanye sosok caleg yang menempel pada pepohonan sepanjang jalan itu berisi promosi caleg menawarkan program dan nilai jual kepada calon pemilih atau kepada warga yang melihatnya.

Ironis dan menyedihkan sekali. Pada sebatang pohon “dihiasi” oleh sejumlah iklan oleh 4 caleg bahkan lebih. Para caleg saling bersaing dan mengalahkan calonnya baik dalam daerah pilihan (dapil) yang sama bahkan dengan caleg dapil lainnya.

Pepohonan pun terlihat makin tak karuan bentuknya. Di tengah batang pohon dengan radius ketinggian 2 meter menempel sejumlah lembaran atribut caleg. Sementara di daun-daunan di atasnya seolah tak mampu lagi mengeluarkan daun hijaunya akibat dipaku disana-sini disekujur lingkaran batangnya.

Para caleg yang menghiasi batang pohon semua tersenyum, optimis dan percaya diri tak terkira, sementara lolongan pohon-pohon yang telah “mereka” tempeli itu terasa tak penting bagi caelg. Pepohonan seolah bukanlah sesuatu yang perlu dijaga kehidupan dan kelestariannya.

Pepohonan seperti terdiam seribu bahasa tak kuasa menahan sakitnya dipaku di sana sini. Jeritannya melolong “kesakitan” siang dan malam berbulan-bulan sampai masa kampanye caleg itu berakhir hingga 5 April mendatang.

Di sisin lain, banyak terlihat mobil caleg berseliweran di mana-mana dengan atribut kampanye caleg. Banyak juga terlihat caleg dalam ukuran baliho dan backdrop ukuran raksasa menghiasi seantero kota dan komplek perumahan sekitar kita.

Lalu mengapa ditemukan caleg menempel pepohonan sebagai sasaran pemasangan atribut kampanye, padahal caleg pastilah orang yang berkecukupan dalam hampir segala bidang termasuk bidang finasial.

Semoga para caleg yang sukses atau gagal itu nantinya berkesempatan menata dan menanam kembali berjuta-juta pohon telah mereka paku di sana sini yang membuat sejumlah pepohonan tak berdaya itu pasrah menjadi sasaran senyuman mereka.

Tidak adakah tempat lainnya yang lebih tepat memasang atribut kampanye promosi caleg? Padahal dalam ketentuan KPU telah membatasi tempat yang layak untuk dijadikan sasaran, meski KPU tidak melarang pepohonan menjadi sasaran pemasangan iklan kampanye.

Salah satu komisioner KPU, akhirnya menyampaikan pendapatnya tentang fenomena anti penghijauan yang dilakukan oleh para caleg yang menjadikan pepohonan sebagai sasaran kampanye, tetapi himbauan tersebut hanyalah pernyataan pribadi saja, bukan ketetapan KPU. “Apapun alasannya, pohon tidak boleh disentuh untuk keperluan kampanye,” tegas Hadar Nafis Gumay, beberapa waktu lalu. (Kompas)


Dari sisi efektifitas memaku iklan di pohon juga diragukan ketepatannya. Dengan ukuran iklan kampanye yang relatif kecil rasanya tak ada waktu orang yang melintas di sekitar pohon untuk melirik pada iklan kampnye itu karena memerlukan waktu untuk berhenti sejenak melihat dan mengenal detail caleg dan sejumlah pesan pada iklan caleg tersebut.

Semoga pada Pemilu Caleg mendatang, KPU memberi batasan lebih jelas dalam larangannya, tidak sekadar revisi merevisi peraturan saja, dari kalimat-kalimat yang sedikit rumit menjadi kalimat yang lebih rumit. Mungkin itulah sebabnya sebagian caleg tidak dapat memahami aturan KPU dengan baik.




"Save Pohon" akan selamatkan pohon dari alat kampanye

Ilustrasi - Pelanggaran Alat Peraga Kampanye Pelajar melintas di dekat pohon yang terdapat alat peraga kampanye dari sejumlah caleg peserta Pemilu 2014. Meski sudah dilakukan sosialisasi soal tata tertib berkampanye, namun masih ditemukan sejumlah caleg yang memasang alat peraga kampanyenya di tempat terlarang seperti di instansi pemerintahan, sarana pendidikan, tempat beribadah, pohon dan sarana publik lainnya. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
 Seluruh peraga kampanye maupun iklan yang terpasang di pohon akan dicopot dengan hati-hati sehingga tidak rusak. Peraga kampanye itu pun akan kami kembalikan ke pemiliknya.
Yogyakarta (ANTARA News) - Elemen masyarakat yang tergabung dalam gerakan "Save Pohon Jalan" akan melakukan kegiatan pencopotan alat peraga kampanye yang dipasang di pohon pada Kamis (20/3).

"Pemasangan alat peraga kampanye atau reklame lain di pohon sama saja dengan merusak alam dan menggangu fungsi pohon sebagai perindang dan tanaman penghijauan," kata penggagas gerakan "Save Pohon Jalan" Erwe Wowok, di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, kegiatan tersebut murni dilakukan atas dasar keprihatinan karena banyak pohon yang sudah dipenuhi oleh berbagai alat peraga kampanye dan papan iklan.

"Sangat disayangkan apabila pohon harus dijadikan tempat pemasangan alat peraga kampanye dan papan iklan dengan cara ditempel, diikat, atau dipaku," katanya yang menyebut akan ada sekitar 30 orang yang bergerak dalam aksi tersebut.

Saat ini, lanjut dia, anggota gerakan "Save Pohon Jalan" sedang melakukan pemantauan untuk menentukan lokasi sasaran kegiatan.

Ia mengaku tidak khawatir akan terjadi gesekan dengan partai politik saat melakukan pembersihan atribut kampanye yang terpasang di pohon.

"Seluruh peraga kampanye maupun iklan yang terpasang di pohon akan dicopot dengan hati-hati sehingga tidak rusak. Peraga kampanye itu pun akan kami kembalikan ke pemiliknya," katanya.

Ia berharap, kegiatan yang digagas oleh masyarakat Yogyakarta tersebut akan memberikan penyadaran kepada semua pihak untuk lebih menghargai lingkungan khususnya pohon sehingga bisa memberikan manfaat maksimal untuk masyarakat.

Pemerintah Kota Yogyakarta telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 67 Tahun 2013 tentang Pemasangan Alat Peraga Kampanye.

Di dalam peraturan tersebut telah dinyatakan secara jelas bahwa seluruh jenis alat peraga kampanye tidak diperbolehkan untuk dipasang dipohon dan fasilitas umum lainnya.

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Yogyakarta dalam rekomendasi penertiban alat peraga kampanye juga sudah memasukkan alat peraga kampanye yang dipasang di pohon sebagai peraga yang perlu ditertibkan. 

(E013)

Editor: Ella Syafputri

Caleg "Penunggu Pohon" Dibabat Panwaslu Kota Bogor


BOGOR - Banyaknya para caleg yang melanggar aturan soal pemasangan alat peraga kampanye, membuat Panwaslu Kota Bogor melakukan penertiban. Dibantu petugas Satpol PP Kota Bogor dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor, caleg "penunggu pohon" yang berada di jalan protokol Kota Bogor dibabat habis.
 
Pantauan Okezone, puluhan petugas gabungan mencabut alat peraga berupa banner, spanduk hingga baliho caleg dan parpol yang menempel di pohon-pohon besar yang berada di Jalan Ahmad Yani. Dengan dibantu alat seadanya, petugas mencabuti alat peraga kampanye caleg dan partai politik.
 
Alat peraga kampanye ini dicabut karena melanggar aturan KPU. Seperti yang disebutkan Perda Nomor 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum, dimana dijelaskan bahwa alat peraga kampanye tidak diperbolehkan dipasang di sembarang tempat. Misalnya, dipaku di pohon, tiang listrik dan lainya.
 
Kasi Pembinaan Politik, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bogor, Rustandi mengatakan untuk penertiban sendiri meliputi jalur yang akan dilalui pawai deklarasi damai yang akan dilaksanakan Sabtu (15/3/14) besok.
 
"Rute penertiban alat peraga kampanye itu di mulai dari kawasan Jalan Pajajaran, masuk Batutulis, Bondongan, Empang, Pancasan, Gunung Batu, Bubulak, Yasmin, Soleh Iskandar, Warung Jambu, Ahmad Yani dan berakhir kembali di Jalan Pajajaran," jelasnya saat penertiban, Jumat (13/3/2014).
 
Lanjutnya, penertiban ini akan melibatkan Satpol PP, Dispenda, DKP, dan unsur wilayah yakni Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Bogor.
 
Dari hasil penertiban, kata dia, ada sekitar 1500 alat peraga yang dicabut oleh petugas gabungan dari banner hingga spandu. Alat peraga yang di tertibkan tersebut akan disimpan di kantor Kesbangpol dan Panwaslu Kota Bogor.
 
"Bila ada pengurus partai yang ingin mengambil alat peraga kampanyenya bisa mengambil di kantor Panwaslu dan Kesbangpol," tukasnya.
(ful)

PEMILU 2014: Walhi, Jangan Pilih Caleg yang Pasang Spanduk di Pohon

Petugas Satpol PP kota Depok menertibkan spanduk dan baliho caleg di Jalan Siliwangi, Depok, Jawa Barat, Senin (3/3)./Antara
Kabar24.com, BENGKULU— Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu Beny Ardiansyah menghimbau masyarakat agar tidak memilih calon anggota legislatif yang menempel spanduk kampanye di pohon-pohon.

"Caleg yang menempel spanduk di pohon-pohon itu tidak layak pilih, jadi jangan dipilih, " katanya di Bengkulu, Selasa (4/3/2014).

Menurut Beny, para caleg yang memasang spanduk atau alat peraga kampanye di pohon sudah jelas melanggar aturan. Aturan yang dilanggar yakni Peraturan KPU nomor 15 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Legislatif.

Pada pasal 17 kata dia jelas disebutkan sejumlah lokasi yang terlarang untuk alat peraga kampanye antara lain rumah sakit, rumah ibadah, sekolah, jalan protokol, sarana publik, taman, dan pepohonan.

"Jadi mereka sudah melanggar aturan sebelum sah menjadi anggota legislatif. Bisa dipastikan setelah terpilih akan sama perangainya," ucapnya.

Dia berpendapat bahwa caleg yang menempel alat peraga di pohon adalah orang yang tidak memiliki konsep jelas untuk menyosialisasikan diri ke masyarakat.

Selain itu, dia juga menyoroti kinerja Panwaslu dan Satpol PP yang seharusnya menertibkan spanduk dan alat peraga kampanye yang melanggar aturan itu.

"Ada pembiaran dari petugas yang seharusnya menertibkan itu, kami minta segera diturunkan," ujarnya.

Caleg yang menancapkan paku di pohon untuk menempel fotonya menurut Beny secara sadar telah merusak pohon itu. Padahal, pemerintah memiliki program menanam pohon dan mengajak masyarakat menanam sebanyak-banyaknya pohon.

"Kalau pohon dipaku akan rusak dan mengakibatkan pertumbuhan kerdil.”

Yang pasti, menurutnya, caleg yang memasang alat peraga di pohon, tidak punya pemahaman tentang cara hidup hijau dimana slogan "go green" sudah memasyarakat.

Aktivis lingkungan lainnya Supintri Yohar juga menyoroti pemasangan alat peraga yang menggunakan bambu.

"Sebagian bambu itu roboh ke jalan sehingga mengganggu pengguna jalan," katanya.

Tidak hanya itu, pemasangan alat peraga di ruang publik dan pepohonan menurutnya merusak pemandangan, atau disebut sampah visual. (Antara)

Jangan Kampanye Pemilu di Pohon Dong Pak!

Kala melintasi jalan raya, kini pemandangan dipinggir jalan mulai berubah. Menjelang Pemilu 2014 ini terlihat banyak sekali baliho-baliho, pamflet, poster dan sejenisnya yang sangat banyak bisa kita jumpai disepanjang jalan. Jalan raya yang banyak dilalui orang menjadi tempat paling diminati para caleg sehingga kita bisa melihat beragam media kampanye terpampang beraneka warna dan ukuran terlihat dimana-mana. Tapi yang disayangkan, kenapa pohon-pohon tak bersalah itu menjadi korban pemasangan baliho, pamflet dan poster-poster kampanye. Padahal hal itu telah dilarang oleh KPU. Hingga sampai satu pohon bisa terpasangi banyak poster, kadang malah sampai tumpang tindih tak beraturan. Ternyata persaingan para caleg juga terjadi disebatang pohon juga.

Hampir setiap pohon yang memiliki lokasi strategis tak luput dari korban pemakuan dari poster-poster itu. Paku-paku itu menancap sekuatnya sehingga poster-poster caleg itu tidak jatuh atau kabur diterpa angin. Andai kita bisa dengar mungkin pohon-pohon itu sedang menjerit karena banyaknya paku yang menancap ditubuh mereka. Seolah pohon-pohon di pinggir jalan sekarang ini menjadi tempat pameran foto para caleg. Para caleg yang sedang tersenyum manis dengan slogan mereka masing-masing diatas derita pepohonan yang tak mereka dengar. Hingga seolah terlihat antar poster yang saling berkoar-koar menyerukan janji-janji manis dibalik ranting pohon yang diam saja tertiup angin.

Poster-poster kampanye yang beraneka warna itu yang tertancap kuat dibawah rindangnya pohon dengan lantang mereka seolah bersuara saling bersahutan. “Wahai rakyat, pilihlah dengan benar, pilihlah wakil rakyat yang terbaik, pilihlah wakil yang peduli pada rakyat, bukan wakil yang mementingkan dirinya sendiri”. Mungkin saat itu para pohon juga saling berbicara, “Apakah rakyat tidak melihat, caleg yang menempel dibatang tubuhku ini itu sudah salah memilih tempat. Mereka seenaknya memilih tempat memasang mukanya, padahal mereka berslogan pilihlah dengan benar”. Mungkin poster jika mendengar pembicaraan itu juga akan menggerutu, “Hai pohon, diam saja kamu. Jangan banyak bicara, kubuatkan undang-undang untuk menebangmu baru tahu rasa”.

Ntah sebenarnya siapa yang bertanggung jawab atas pemandangan semacam ini. Andai saja disetiap desa ada tempat khusus untuk penempatan poster-poster kampanye itu. Mungkin saja pohon-pohon itu tidak akan menjadi korban. Semoga pemerintah mau mentertibkan pemasangan poster-poster ataupun media peraga kampanye seperti itu. Hingga korban pohon-pohon yang dipaku itu tidak berjatuhan lagi.
(Agus Joko Prasetyo_Mahasiswa Universitas Negeri Semarang)

Nah, selain itu harusnya kita inget ini nih,




bukankah alam beserta isinya ini diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk kita para manusia. dan Manusia dipilih sebagai khalifah di bumi ini untuk menjaga bumi ini. terus kalau kita menyia-nyiakan bumi ini hari ini dan seterusnya selama kita hidup di dunia, apa ngga sama aja kita nyakitin generasi kita mendatang? khalifah-khalifah selanjutnya yang megang nasib bumi ini. so, start from now, lets save our earth for our next generation. remember, deprave the earth same with kill our next generation. *sign

Sabtu, 01 Maret 2014

Gila Naik Gunung

Inilah Tanda - Tanda Anda Tergila - Gila Mendaki Gunung
Setiap orang pastinya memiliki kesenangan masing - masing dalam urusan mengisi waktu luang atau juga liburan. Ada yang suka ke pantai, ke mall, tidur di rumah, menyusuri hutan belantara, mendaki gunung.
Bagi penyuka mendaki gunung, inilah tanda - tanda Anda tergila - gila mendaki gunung.

1. Anda menyukai datang ke toko outdoor daripada mall atau toko pakaian apabila hendak membeli baju atau celana.

2. Saat mendaki gunung, tiba - tiba dompet atau kantong kosong karena uang menipis, tidak masalah.

3. Tidak akan cukup kalimat untuk mengungkapkan cinta Anda pada gunung - gunung yang telah Anda sambangi.


4. Menambahkan nama Anda dengan nama berbau alam bebas.

5. Hampir semua isi Instagram Anda bertemakan gunung dan Anda tidak merasa bosan sama sekali.
6. Anda lebih baik melakukan olahraga naik gunung dibanding harus pergi ke tempat fitness.
7. Desktop komputer, atau wallpaper ponsel Anda akan bertemakan gunung dan puncak gunung.
8. Anda akan mudah iri kepada mereka yang telah mendaki gunung yang selama ini hanya bisa Anda impikan 
untuk mendakinya.
9. Kamera pilihan Anda adalah yang anti air.
10. Anda tak merasa takut akan panas dan tak takut dengan kulit yang terbakar atau menghitam.
11. Anda bisa menghabiskan waktu berjam - jam untuk hanya sekedar ngobrol di Base Camp di kaki gunung.
12. Tiba - tiba aksesoris pakaian Anda bertemakan pendakian walau untuk pergi ke kampus atau bermain ke rumah teman.
13. Dalam keseharian menyukai memakai sandal gunung atau sepatu gunung untuk pergaulan sehari - hari.
14. Fanatik dengan satu gunung hingga akan di daki berulang - ulang.
15. Bangga bila di sebut Pecinta Alam! karena itu anda tidak akan membiarkan ada satu pun yang tertinggal di gunung selain jejak kaki, dan tidak mengambil apa pun selain foto.
16. Tas kerja atau tas kuliah Anda berganti tas Carrier.
17. Tiba - tiba bergaya acak - acakan dalam urusan pakaian maupun gaya rambut.

harus diakui, orang yang hobby naik gunung itu emang keren...